Angkat Beban Pikiran, Yuk Coba Art Therapy di Singapura Berikut

Wellness

Angkat-Beban-Pikiran,-Yuk-Coba-Art-Therapy-di-Singapura-Berikut
Pameran seni di National Gallery Singapore. (Dok. Instagram @nationalgallerysingapore)

Tanggung jawab rumah tangga, pekerjaan yang menumpuk, dan rasa lelah akibat perjalanan ke kantor yang terus-menerus bisa membuat pikiran menjadi penat. Tak jarang, hal ini juga membuat Anda merasa khawatir berlebih hingga mengalami stres.

Apabila dibiarkan berlarut-larut, stres bisa berpengaruh pada kesehatan mental. Oleh karena itu, berikanlah jeda pada diri Anda untuk meringankan beban dalam pikiran. Art therapy dapat menjadi salah satu caranya.

Dilansir dari situs web Boston University, art therapy telah terbukti dapat meredakan stres dan kekhawatiran berlebih. Sebab, metode ini bisa membantu Anda untuk mengekspresikan pikiran melalui visual.

Nah, seperti pepatah “sambil menyelam minum air”, Anda bisa melakukan art therapy sambil berlibur ke negara tetangga, seperti Singapura. Di negara ini, art therapy bisa dilakukan dengan berbagai aktivitas serta mengunjungi tempat yang artsy dan menarik. Berikut adalah penjelasannya.

1. Tur museum

Artscience Museum. (Dok. Singapore Tourism Board)

Bagi penikmat karya seni, museum tour bisa jadi pilihan art therapy yang menarik untuk dilakukan. Apalagi, museum di luar negeri bisa saja memberikan perspektif seni yang berbeda dengan di Indonesia.

Museum pertama yang bisa dikunjungi adalah ArtScience Museum. Berlokasi di Marina Bay, museum ini menyuguhkan perpaduan seni budaya dan sains. Jadi, karya yang disajikan mayoritas bertema hype dan futuristik.

Untuk menambah keseruan kunjungan, museum tersebut juga menyediakan galeri virtual reality (VR). Anda bisa menikmati futurisme karya seni yang dipadukan dengan teknologi mutakhir. Ada pula sebuah teater kecil yang memungkinkan Anda untuk menikmati seni dalam bentuk film.

National Gallery Singapore. (Dok. Singapore Tourism Board)

Museum ketiga adalah National Gallery Singapore. Museum satu ini menyuguhkan lebih dari 8.000 koleksi bertema seni modern asal Singapura dan Asia Tenggara.

Selain memajang lukisan dari seniman ternama Singapura, seperti Georgette Chen, Chen Chong Swee, dan Liu Kang, terdapat pula karya seni dari seniman Indonesia, yakni Raden Saleh.

Untuk menyuguhkan karya yang autentik, museum ini bekerja sama dengan Centre Pompidou, Musée d'Orsay, Tate Britain, National Museum of Modern Art Tokyo (MOMAT), dan National Museum of Modern and Contemporary Art (MMCA), Korea.

Selain menikmati pameran lukisan, pengunjung juga bisa mempertajam ilmu pengetahuan terkait seni lukis. Pasalnya, National Gallery Singapore juga menyuguhkan temu wicara dengan kurator dan kuliah umum terkait seni lukis.

Setiap eksibisi memiliki durasi waktu tertentu. Jadi, pastikan melihat situs web terlebih dahulu sebelum mendatangi museum untuk melihat eksibisi yang sedang berlangsung.

Tur selanjutnya bisa dilakukan di Singapore Art Museum (SAM). Museum yang terletak di Tanjong Pagar Distripark ini menyuguhkan eksibisi bertema seni kontemporer dengan perspektif Asia Tenggara.

Menariknya, SAM juga menghubungkan karya seni dengan masa depan kehidupan manusia dan proses pembuatan karyanya mengusung konsep keberlanjutan. Alhasil, museum ini pun menjadi rumah bagi seniman kontemporer Singapura.

Hal menarik dari SAM adalah pamerannya yang berubah setiap beberapa bulan. Karya yang disuguhkan pun tak hanya mencakup lukisan saja, tetapi juga seni lukis, instalasi, dan media interaktif. Jadi, selain menghibur, museum ini juga bisa jadi tempat mencari inspirasi.

Museum terakhir yang bisa didatangi adalah Museum of Ice Cream. Berbeda dengan museum lain, museum yang satu ini menyuguhkan karya seni yang bertema es krim. Di tempat ini, Anda bisa mengetahui sejarah dan perkembangan es krim lewat karya seni sambil menyantap hidangan es krim.

Tempat itu memiliki banyak sudut-sudut yang instagrammable. Jadi, selain menikmati tur, Anda juga bisa mengabadikan foto yang unik.

2. Mengunjungi artsy neighborhood

 

Lentera mozaik di Haji Lane, Kampong Gelam, Singapura. (Dok. Singapore Tourism Board/Danny Santos)

 Art therapy tak hanya bisa dilakukan dengan menyelami karya-karya seni. Anda bisa juga melancong ke distrik yang “nyeni” dengan mengunjungi artsy neighborhood. Distrik berikut bisa jadi rekomendasi jika ingin healing ke tempat yang catchy dan unik.

Pertama, Kampong Gelam. Distrik bernuansa Arab yang satu ini merupakan pusat peradaban budaya Arab, Melayu, dan Bugis di Negeri Singa. Di distrik ini, Anda bisa menemukan tradisi autentik yang dibalut gaya hidup modern.

Terdapat sejumlah tempat yang wajib dikunjungi saat ke Kampong Gelam. Memulai pelancongan, Anda bisa mengunjungi Masjid Sultan yang megah. Selanjutnya, berpindahlah ke Malay Heritage Center untuk mendalami kisah sejarah wilayah tersebut.

Deretan suvenir kerajinan tangan di kawasan Haji Lane. (Dok. Singapore Tourism Board/Paris Chia Photography)

Menuju senja, Anda bisa berkeliling melintasi gang-gang distrik dan menemukan beragam mural terpatri di dinding di jantung Kampong Gelam, yakni Haji Lane. Di kawasan ini, Anda bisa menemukan suvenir buatan masyarakat setempat yang cocok untuk dijadikan buah tangan.

Saat fajar tenggelam, distrik Kampong Gelam akan menyihir perjalanan Anda dengan kemeriahan musik dan pemandangan malam yang megah. Sambil menikmati keseruannya, Anda bisa menyambangi restoran-restoran dengan cita rasa autentik yang berjejer di sepanjang distrik.

Mural Tiong Bahru. (Dok. Singapore Tourism Board)

Kedua, lakukan wisata masa lalu di distrik Tiong Bahru. Distrik yang merupakan kawasan perumahan tertua di Singapura ini ditinggali oleh warga lanjut usia (lansia) setempat. Kolaborasi nuansa bangunan kuno dan aktivitas modern di tempat ini menjadikannya unik dan patut dikunjungi.

Di kawasan tersebut, Anda bisa mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah yang artsy dan instagrammable, seperti benteng militer Pearl’s Hill dan Kuil Qi Tian Gong.

Kawasan tersebut juga dipenuhi dengan kios kecil yang memungkinkan Anda mampir sejenak untuk menyantap kudapan. Ada pula toko-toko retro yang menjual buku, aksesori, dan piringan hitam.

Deretan toko berwarna-warni di Joo Chiat. (Dok. Singapore Tourism Board/Danny Santos)

Ketiga, distrik Joo Chiat. Joo Chiat sendiri adalah nama tuan tanah keturunan Tionghoa yang berpengaruh di kawasan ini.

Distrik tersebut dipenuhi dengan berbagai bangunan dengan arsitektur khas Tionghoa pada masa praperang dunia. Menambah keindahan, Joo Chiat juga dipenuhi dengan kios-kios kecil yang berwarna-warni dengan ornamen autentik peranakan.

Selain memiliki desain bangunan yang menjernihkan mata, Anda juga disuguhkan dengan berbagai kerajinan tangan khas peranakan yang dijajakan di sepanjang jalan. Belum lagi, motif dan keramik yang memenuhi kawasan akan semakin menambah kesan pelancongan Anda.

Little India. (Dok. Singapore Tourism Board)

Keempat, Little India. Sesuai namanya, distrik yang satu ini menyuguhkan suasana kota bak di India. Sebab, banyak masyarakat keturunan India bermukim di wilayah ini.

Di Little India, Anda bisa menemukan pernak-pernik dan ornamen khas India di sepanjang distrik. Anda juga bisa menikmati kerajinan tangan autentik yang dijajakan oleh penduduk setempat.

Jangan lupa pula untuk berbelanja di Mustafa. Gerai ini banyak menyajikan suvenir dan makanan khas India yang murah meriah. Anda juga bisa menemui barang dagangan lain yang bernuansa Singapura dan cocok untuk dijadikan oleh-oleh.

3. Belanja Seni Kriya

Barang antik di Woody Antique House, Dempsey Hill, Singapura. (Dok. Woody Antique House)

Setelah menikmati karya seni dan berjalan-jalan di bangunan berarsitektur artsy, Anda bisa melakukan art therapy lain dengan menambah koleksi seni di rumah. Deretan tempat belanja berikut adalah rekomendasinya.

Pertama, Dempsey Hill. Destinasi wisata berkonsep tempo dulu ini merupakan kawasan yang menyediakan area perbelanjaan yang terdiri dari ritel-ritel kerajinan tangan yang menarik.

Di tempat itu, Anda bisa membeli pernak-pernik rumah yang didesain langsung oleh desainer ternama Singapura. Sebut saja, Woody Antique House yang menyediakan barang antik khas Asia.

Apabila ingin membeli peralatan rumah tangga, Anda bisa menyusuri toko MÖBEL STORY. Toko ini menyediakan beragam pernak-pernik buatan tangan yang khas dan bernuansa urban. Selain menjajakan hasil kriya yang unik, Anda juga bisa mengikuti kelas pembuatan tembikar di Dempsey Hill.

Holland Village. (Dok. Singapore Tourism Board)

Kedua, Holland Village. Sama seperti Dempsey Hill, Holland Village juga merupakan kawasan perbelanjaan bernuansa tempo dulu. Hal yang membedakan adalah arsitektur Holland Village yang bernuansa barat.

Seiring waktu berjalan, Holland Village menjadi pusat komunitas pegiat seni, musisi, dan pengusaha Singapura. Oleh karena itu, tempat ini menjajakan hasil seni, kerajinan tangan, dan suvenir karya bisnis lokal setempat.

Menyebrangi Holland Village, Anda bisa menemukan Chip Bee Gardens yang terletak di Jalan Merah Saga. Area yang masih berarsitektur nuansa kolonial Inggris ini memiliki gerai ritel dan kerajinan tangan berupa aksesori yang patut disambangi. Anda juga bisa menjumpai galeri seni Taksu yang memamerkan beragam lukisan kontemporer bertema Asia Selatan.

Ketiga, Bynd Artisan Atelier. Gerai ini bisa ditemukan di Dempsey Hill dan Holland Village. Adapun produk yang dijajakan pada gerai ini adalah kerajinan tangan bertema kulit. Sebut saja, alat tulis, tas, dan dompet. Ada pula lilin aroma terapi buatan tangan yang cocok untuk relaksasi.

Keempat, Onlewo. Gerai ini menawarkan kerajinan fabrik dengan paduan desain yang unik. Di toko ini, Anda bisa membeli produk fesyen, lifestyle, dekorasi, porselen, dan pernak-pernik rumah yang khas dan hanya tersedia di Singapura.

Kelima, Collectors Contemporary. Destinasi art therapy yang satu ini menyajikan ruang bagi seniman dan penikmat seni untuk saling bertransaksi. Pasalnya, selain menyuguhkan pameran lukisan, pengunjung juga bisa membeli lukisan yang dijajakan.

Lukisan kontemporer yang dijajakan pada gerai tersebut dilukis oleh seniman-seniman modern Singapura. Karya-karya mereka sudah mendunia, bahkan dikoleksi oleh masyarakat internasional.

Keenam, Kult Studio and Gallery. Gerai ini menjajakan hasil seni yang juga modern, tetapi menggunakan konsep ilustrasi dan teknologi. Pengunjung bisa menikmati beragam karya seni yang dibuat oleh seniman street art muda dan ilustrator Singapura.

Selain itu, Anda juga bisa membeli karya seni dari studio tersebut yang dituangkan dalam bentuk produk konveksi, seperti kaus dan totebag.

Ketujuh, Affordable Art Fair. Gerai sekaligus galeri yang satu ini menyediakan beragam bentuk karya seni, mulai dari seni lukis, seni pahat, dan foto, untuk para pencinta seni pemula. Karya seni yang disuguhkan pun tak hanya memuat unsur lokal Singapura, tetapi juga mencakup seni internasional. 

Sesuai namanya, harga karya yang dijajakan di Affordable Art Fair cukup terjangkau. Mulai dari 100 dollar Singapura, Anda bisa membawa pulang satu karya seni yang indah. Jadi, jika anggaran terbatas, tempat ini wajib dikunjungi.

4. Ikut lokakarya lukis dan kerajinan tangan

Pertama, Vanishing Craftsmen Heritage di Jalan Besar Tour. Tur seni ini memungkinkan pengunjung untuk melihat pemandangan seni yang memiliki nilai budaya dan warisan yang tinggi.

Lewat tur tersebut, Anda akan diajak berkenalan dengan sejarah, identitas, budaya, dan hasil dagang para perintis pengrajin Singapura di masa lampau yang sudah jarang dilihat, bahkan punah. Anda juga bisa melihat hasil kerajinan dan mencicipi hidangan bersejarah yang sudah tidak ditemukan di restoran atau gerai-gerai lokal.

Kedua, Sketch and The City. Konsepnya, tur mengajak pengunjung berjalan-jalan dan menjelajahi sudut sudut Singapura yang menyajikan pemandangan indah. Saat tur, pengunjung bisa menggambar sketsa gedung dan arsitektur Singapura. Tur ini berdurasi dua jam.

Pemandu akan memandu dan mengajarkan cara travel sketch. Ada trivia tentang jalan-jalan di sana. Tur sudah termasuk kudapan dan kopi lokal.

Ketiga, Stone for Gold Studio. Studi yang berfokus pada produk berbahan kulit ini unik karena menggelar lokakarya membuat kerajinan tangan dari bahan kulit. Kelas lokakarya disediakan untuk pemula sehingga menggunakan bahan kulit bernama grain vegetable tanned. Ada pula kelas menjahit aksesori kulit dengan barang-barang tertentu dan kustomisasi kulit. Lokakarya ini memakan waktu dua hingga tiga jam.

Lokakarya tipografi di Bynd Artisans Atelier. (Dok. Bynd Artisans Atelier)

Keempat, kelas tipografi di Bynd Artisans Atelier. Selain menjajakan barang kerajinan tangan yang unik, gerai ini juga menyediakan sejumlah kelas, salah satunya tipografi. Kelas berdurasi tiga jam ini akan memberikan Anda pengetahuan dasar kaligrafi dan tata cara menggunakan pena celup tradisional.

Pelatihan praktis itu meliputi pemahaman alat, goresan dasar dalam topografi, minuscules, dan penyambungan huruf. Menariknya, bahan, alat, buku panduan, dan hasil tulisan Anda selama lokakarya bisa dibawa pulang. Jadi, Anda bisa terus berlatih saat kembali ke Tanah Air.

Lokakarya membuat parfum di Sifr Aromatic (Dok. Singapore Tourism Board)

Kelima, Sifr Aromatic. Sifr Aromatic adalah toko penyedia soy candle dan parfum dari minyak asiri alami yang menenangkan. Gerai ini menyediakan lokakarya membuat parfum sesuai dengan kepribadian Anda.

Pada lokakarya berdurasi 2,5 jam tersebut, Anda akan mendapat pengetahuan dasar tentang cara dan bahan pembuatan parfum. Anda juga akan diajak untuk mengetahui cara menanamkan base notes, mid-notes, dan finishing notes pada parfum.

Setelah itu, Anda diperbolehkan untuk membuat campuran parfum kesukaan sebanyak 50 mililiter (ml) dengan panduan pemandu. Parfum racikan sendiri ini bisa dibawa pulang seusai kelas.

Sesi melukis di Arteastiq. (Dok. Instagram @arteastiq)

Ketujuh, art jam di Arteastiq. Sesuai namanya, kedai teh yang satu ini menyediakan sesi melukis bebas menggunakan cat akrilik. Pada sesi ini, Anda akan diberikan set kuas datar nilon, palet, kanvas, dan beragam cat akrilik tanpa batasan warna. Sembari melukis, Anda juga bisa meminum teh dari gerai tersebut untuk menghangatkan suasana.

Sesi art jam di Arteastiq berlangsung selama empat jam dengan pilihan waktu pukul 11.00–14.00, 14.30–17.30, dan 18.00–21.00. Apabila gambar belum selesai saat sesi habis, Anda bisa menambah waktu dengan membayar 5 dollar AS per jam. Gambar yang sudah diselesaikan bisa Anda bawa pulang.

Lokakarya melukis di Splat Paint House. (Dok. Singapore Tourism Board)

Ketujuh, Splat Paint House. Berbeda dengan lokakarya melukis lain, lokakarya ini bisa membantu Anda mencurahkan ekspresi. Rasa stres dan kalut yang dirasakan bisa disulap menjadi bentuk kreativitas melalui lukisan berjenis splat paint.

Perlu diketahui, sesi splat paint. akan dipenuhi warna. Jadi, gunakan pakaian yang siap kotor atau lindungi seluruh pakaian Anda dengan pelindung, seperti jas hujan.

Saat memasuki sesi splat paint, Anda akan mendapatkan pengenalan dan teknik-teknik splat paint. Anda juga bisa memilih warna cat yang akan digunakan. Setelah itu, Anda bisa langsung membuat splat paint sesuka hati. Tidak ada aturan tertentu dalam cara menggambar. Jadi, ekspresikan diri Anda sekreatif mungkin.

Lukisan akan kering selama 48 jam. Jadi, dalam dua hari, Anda bisa mengambil kembali hasil lukisan Anda.

Itulah kegiatan-kegiatan art therapy yang bisa dijajal selama berlibur ke Singapura. Pilihlah art therapy yang paling bisa menumpahkan seluruh kekalutan yang ada di kepala Anda. Dengan demikian, saat pulang ke Tanah Air, Anda bisa menjadi versi terbaru dan terbaik yang siap menjalani rutinitas sehari-hari dengan bahagia.

Yuk, rencanakan liburan impian dan kegiatan art therapy ke Singapura mulai sekarang. #VisitSingapore #SingapoReimagination.

 

 

Kembali